Koginisi tindakan-terpusat merupakan konsep terobosan dalam dunia
robotika di mana robot belajar untuk "berpikir" dalam pengertian
tindakan apa yang bisa dilakukanya terhadap suatu obyek.
Tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata, terlebih khusus jika anda adalah sebuah
robot.
Setidaknya itu merupakan teori yang disodorkan oleh upaya besar Eropa
untuk mengembangkan pendekatan yang sepenuhnya baru dalam kognisi
robotika.
Proyek
PACO-PLUS berusaha untuk menguji suatu teori terobosan yang disebut "kompleks-kompleks tindakan-obyek" (KTO). KTO merupakan
unit-unit "memikirkan dengan
cara melakukan". Pada dasarnya pendekatan ini merancang perangkat lunak dan perangkat keras yang memperkenankan
robot tersebut berpikir tentang obyek-obyek dalam pengertian tindakan-tindakan yang bisa dilakukan terhadap obyek tersebut.
Sebagai contoh, sebuah robot bisa melihat segalanya. Jika sebuah obyek
memiliki sebuah gagang, robot tersebut bisa juga memegangnya. Jika obyek
tersebut memiliki sebuah lubang, robot tersebut mungkin bisa
mencocokkan sesuatu pada lubang itu atau mengisinya dengan cairan. Jika
obyek itu memiliki penutup atau pintu, robot tersebut mungkin dapat
membukanya.
Jadi, obyek-obyek memiliki arti atau diartikan oleh jangkauan
tindakan-tindakan memungkinkan yang bisa dilakukan oleh robot terhadap
obyek-obyek itu. Hal ini membuka cara yang lebih menarik bagi robot
untuk berpikir secara independen karena hal itu membantu menumbuhkan
kemungkinan perilaku yang berkembang yaitu perilaku-perilaku kompleks
yang timbul secara spontan karena aturan-aturan sederhana.
Alam semesta kita mendemonstrasikan kompleksitas mengagumkan dari segenggam konstanta-konstanta universal dan
DNA yang hanya terdiri dari empat basa,
tapi dari semuanya muncul kehidupan. Para peneliti di
PACO-PLUS
berharap untuk mengimitasi pada level tertentu tingkat kompleksitas
tersebut yaitu kompleksitas yang muncul dari kesederhanaan tersebut.
Dalam beberapa cara, pendekatan mereka mengimitasi proses belajar para
bayi. Ketika menemukan obyek baru, bayi akan langsung memegangnya,
memakannya, atau membenturkannya dengan obyek lain. Karena mereka
belajar dari coba-coba misalnya tiang yang bulat akan masuk pada lubang
bulat maka jangkauan tindakan akan meluas.
Memperhatikan orang lain juga menambah pemahaman anak dan kemudian anak
tersebut mulai menggunakan tindakan dengan kombinasi untuk menyelesaikan
tujuan yang lebih kompleks misalnya memegang gagang pintu lalu
memutarnya.
PACO-PLUS mengambil keuntungan dari
strategi-strategi
yang telah dibuktikan ini untuk memungkinkan robot-robot mengajarkan
diri mereka sendiri dengan cara belajar dari pengamatan dan pengalaman
mereka. Sebagai kunci bagian strategi tersebut,
PACO-PLUS menyelenggarakan kebanyakan karyanya dengan robot-robot Humanoid yaitu robot-robot yang bentuknya menyerupai manusia.
"Robot-robot humanoid merupakan wujud buatan dengan kemampuan-kemampuan
penuh motorik yang kompleks dan perseptual yang menjadikan mereka bidang
eksperimental yang sangat cocok untuk mempelajari kognisi dan
pemrosesan informasi kognitif", kata Tamim Asfour yang merupakan
pemimpin Kelompok Penelitian Humanoid di Institut Antropometrik di
Institut Teknologi Karlsruhe Jerman dan merupakan rekan koordinator
proyek
PACO-PLUS.
"Karya kami mengikuti Rodney Brooks yang merupakan orang pertama yang
secara eksplisit mengatakan bahwa kognisi ialah sebuah fungsi persepsi
kita dan kemampuan kita untuk berinteraksi dengan lingkungan kita.
Dengan kata lain, kognisi muncul dari wujud serta keberadaan kita dalam
lingkungan."
Brooks yang mempublikasikan karyanya yang paling berpengaruh pada tahun
1980an, meyakini bahwa bergerak dan berinteraksi dengan lingkungan
merupakan masalah-masalah yang sulit dalam evolusi biologis, akan tetapi
pada saat suatu spesies mencapainya, akan sangat mudah untuk
"mengevolusikan" penalaran simbolik tingkat tinggi pikiran abstrak.
Brooks meyakini bahwa kecerdasan yang tidak berwujud merupakan masalah
yang tak mungkin dipecahkan.
Hal ini membalikkan pendekatan yang diambil oleh "
intelegensi buatan".
IB meyakini jika anda mengembangkan cukup kecerdasan, pikiran mesin
akan mampu merasakan dan memecahkan masalah, sedangkan kognisi robotika
meyakini bahwa jika anda mengembangkan persepsi dan interaksi yang
berguna, kecerdasan akan muncul secara spontan.
Penilaiannya masih membutuhkan informasi lebih untuk menentukan mana yang benar, tapi fakultas kognisi robotika didukung oleh
biologi dan sekarang menangani pula proyek
PACO-PLUS.
Dalam tahapan maju, belum ada calon robot seperti dalam film "I Robot".
Walaupun interpretasi Hollywood masih jauh, aplikasi-aplikasi dan
contoh-contoh yang dikembangkan oleh
PACO-PLUS menunjukkan bahwa barangkali saat ini kita sudah berada di jalur yang benar.
Sumber :
http://sainspop.blogspot.com/2010/10/robot-menggunakan-tangannya-untuk.html